Sunday, February 3, 2013

Mengenal Budaya Imlek Lebih Dekat

DSC0274.png
Salah satu tradisi China adalah Imlek atau Sin Tjia yang pada masa lalu masih belum bebas untuk dirayakan oleh penduduk keturunan Tionghoa yang menetap di Indonesia. "Lalu, pada pemerintahan Gus Dur barulah perayaan tahun baru China yang disebut Imlek diakui dan dijadikan sebagai salah satu hari besar di Indonesia." tutur Elisa. Sejak saat itulah, warga Tionghoa boleh merayakan Imlek secara besar-besaran dan terbuka. Imlek memang tidak lepas dari angpao dan makan bersama keluarga besar; akan tetapi, tidak semua penduduk di Indonesia mengenal asal mula imlek sebagai perayaan tahun baru China dan apa saja tradisi yang biasa dilakukan.

            Tiap awal musim semi, orang China yang berlatar belakang sebagai petani bercocok tanam agar pada musim gugur mereka dapat menuai hasil panen dari bercocok tanam dan menyimpannya untuk musim semi berikutnya. Hal itu dikarenakan pada musim dingin mereka tidak dapat bercocok tanam dan tidak mendapatkan penghasilan. "Namun sebelum bercocok tanam, mereka melakukan upacara untuk meminta berkat dari Tuhan supaya pada musim gugur para petani dapat memanen hasil cocok tanam mereka." jelas dosen Sastra Tionghoa tersebut.

            Kemudian, beliau juga melanjutkan bahwa pada Dinasti Han perayaan upacara yang dilakukan oleh orang China sebelum bercocok tanam dijadikan sebagai tahun baru penanggalan China yaitu bulan 1 tanggal 1. Terdapat dua macam penanggalan China yakni berdasarkan matahari dan bulan. Pada penanggalan matahari yang biasa kita pakai berjumlah 365 hari sedangkan penanggalan bulan berjumlah 354 hari. Hari Imlek dirayakan berdasarkan bulan oleh karena itu tiap tiga tahun sekali mereka menambahkan bulan ke-13 yang dinamakan Bulan Lun yang jumlahnya 33 hari agar sama dengan penanggalan matahari. Oleh karena itulah, tiap tahun hari Imlek tidak berbeda jauh dengan hari Imlek sebelumnya, sekitar akhir Januari atau Februari.

 sumber:http://tionghoa.petra.ac.id/acara-berita/berita/mengenal-budaya-imlek-lebih-dekat/

0 comments:

Post a Comment